MENGENAL ANTIBIOTIK, Salah Pemakaian Awas Resistensi!



Masih dalam suasana Pekan Kesadaran Antibiotik Dunia yang diperingati tiap bulan November oleh WHO, kali ini penulis mencoba untuk memberikan informasi mengenai antibiotik yang ternyata masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahuinya

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Alexander Fleming pada tahun 1929 secara tidak sengaja menemukan penicillin yang berasal dari jamur golongan Penicillium. Sehingga definisi awal antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu untuk membunuh mikroorganisme lainnya.

Namun, seiring berjalannya waktu dan teknologi yang semakin pesat perkembangannya. Antibiotik tak hanya dapat dihasilkan oleh mikroorganisme, tetapi dapat disintesis secara kimiawi. Sehingga, antibiotik tidak hanya senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme, tetapi dapat dihasilkan dengan melakukan sintesis kimiawi

Pernah dengar istilah Resistensi antibiotik ? Layaknya manusia, mikroorganisme dapat berevolusi menjadi lebih kebal dengan antibiotik yang kita konsumsi.  Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika suatu strain bakteri menjadi lebih resisten terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik berkembang secara alami melalui mutasi acak dan bisa direkayasa oleh pemakaian antibiotik yang tidak tepat.

Ketika gen resisten telah dihasilkan oleh mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut dapat mentransfer gen tersebut secara horizontal ke bakteri lain melalui pertukaran plasmid. Kemudian mikroorganisme yang telah memiliki gen resisten tersebut dapat mewariskan gen tersebut ke keturunannya. Mikroorganisme dapat resisten terhadap satu antibiotik, atau beberapa jenis antibiotik

Penggunaan antibiotik dalam jumlah banyak dan penggunaannya yang salah diduga sebagai penyebab utama tingginya jumlah mikroorganisme pathogen dan resisten di seluruh dunia. Ini mendorong para peneliti untuk terus menemukan antibiotik-antibiotik jenis terbaru untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik ini.


Seringkali saat mengambil antibiotik di apotek, apoteker maupun asisten apotekernya berkata “Harus dihabiskan ya”. Muncul kembali di benak pembaca sekalian, mengapa antibiotik harus dihabiskan ?

sebagai contoh dokter memberikan resep antibiotik yang harus dikonsumsi selama 7 hari, tetapi dalam 2 atau 3 hari anda sudah merasa lebih baik dan keluhan sudah menghilang. Nah, bila konsumsi antibiotik lebih cepat dihentikan, maka ada resiko antibiotik tidak membunuh mikroorganisme patogen seluruhnya, dan dapat bermutasi dan menjadi resisten. Namun, hal ini tidak terjadi di semua orang. Yang menjadi permasalahan adalah siapa yang tahu kalau dengan mengakhiri konsumsi antibiotik lebih cepat dari waktu yang seharusnya ?

Sehingga, walaupun sebelum waktu pengobatan antibiotik selesai anda sudah merasa lebih baik, sebaiknya anda harus tetap mengonsumsi antibiotik sesuai aturan hingga waktu pengobatan dan semua antibiotik yang anda konsumsi telah habis. Ini dapat meningkatkan resiko membunuh semua mikroorganisme patogen, dan mengurangi resiko resistensi

Dimana peran apoteker ?
Peran penting apoteker dalam penyakit infeksi untuk mengendalikan resistensi antibiotik, meliputi :
1.      Upaya mendorong penggunaan antibiotik secara bijak dengan melakukan kerjasama multidisiplin untuk dapat menjamin bahwa penggunaan antibiotik profilaksis, empiris, dan definitif memberikan hasil terapi yang optimal
2.      Menurunkan transmisi infeksi melalui keterlibatan aktif dalam komite pencegahan dan pengendalian infeksi
3.      Memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat tentang penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik yang bijak

red./M.AS


referensi :
2.      Amin, Lukman Zulkifli. Medical Review : Pemilihan Antibiotik yang Rasional. Medicinus : 2014 ; 27(3)
6.      Kemenkes. Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011

 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.